Pilih dengan Tegas: Menabung, Investasi atau Asuransi?

Menabung, Investasi atau Asuransi?

Terlepas dari resesi ekonomi yang bolak-balik menghantui Indonesia, industri perbankan merupakan sektor yang tetap mekar. Berbagai merek bank asing berlomba membuka cabang di Indonesia, bersaing dengan perbankan nasional memperebutkan uang masyarakat. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, jelas merupakan target yang tidak boleh dilewatkan.

Aneka produk perbankan dengan berbagai kemasan dan iming-iming pun meluncur ke pasaran. Mulai dari tabungan berhadiah elektronik, gadget, ibadah haji ataupun rumah dan mobil mewah. Produk kreatif lainnya yang bermunculan adalah tabungan yang dipaketkan dengan perlindungan asuransi, baik asuransi jiwa ataupun kesehatan; hasil kerjasama pihak bank dengan perusahaan asuransi tertentu.

Tabungan yang dibundling dengan asuransi jiwa biasanya berupa tabungan dengan sistim kontrak. Asuransi jenis ini dapat ditemukan di Bank Mandiri (Tabungan Rencana Mandiri), CIMB Niaga (Tabungan Mapan), Bank OCBC NISP (Tabungan Taka), BNI (Tabungan Rencana Pintar) dan sebagainya.

Ambil contoh misalnya Tabungan Rencana Pintar yang dilansir Bank BNI bekerjasama dengan perusahaan Sun Life Financial. Tabungan ini mensyaratkan nasabah untuk menabung selama 10 tahun. Nasabah tabungan ini sekaligus memperoleh perlindungan asuransi jiwa!

Nasabah diwajibkan menabung setiap bulan sebesar Rp334.000 selama 10 tahun, dengan kontrak selama 17 tahun. Dalam jangka waktu kontrak tersebut, dana tunai nasabah yang terkumpul adalah Rp40,8 juta. Karena bersifat tabungan kontrak nasabah tidak bisa menarik tabungannya setiap saat melainkan diatur sesuai. Untuk kasus ini, nasabah bisa mulai menarik tabungan setelah tahun ke-5 sebesar Rp5 juta, lalu di tahun ke-11 senilai Rp7,5 juta, tahun ke-14 sebesar Rp12,5 juta, dan diakhir kontrak yaitu tahun ke-17 sebesar Rp25 juta. Dengan demikian total dana yang bisa ditarik adalah Rp50 juta.

Karena nasabah dilindungi dengan asuransi jiwa, maka jika nasabah meninggal dalam masa kontrak, ahli waris akan memperoleh uang pertanggungan sebesar Rp50 juta. Namun, sebagaimana terlihat di uraian di atas, jika nasabah tetap hidup sampai akhir masa kontrak, maka nasabah hanya memperoleh Rp50 juta.

Belum Tentu Menarik

Produk tabungan yang dibundling (digabung) dengan asuransi belum tentu menarik bagi nasabah. Sebelum memutuskan memilih produk tersebut, ada baiknya mempertimbangkan kembali kebutuhan dan tujuan finansial Anda.

Jika Anda membutuhkan asuransi jiwa, apakah pertanggungan Rp50 juta atau Rp100juta sudah tepat? Jangan-jangan Anda justru membutuhan pertanggungan Rp1 milliar. Jika demikian, tentu bukanlah pilihan bijak bila memilih produk asuransi dengan pertanggungan hanya Rp50 juta yang dikemas dalam bentuk produk tabungan.

Ingat kembali tujuan finansial Anda. Jika Anda ingin mengembangkan asset yang Anda miliki, menabung bukanlah jalan yang tepat. Anda harus memilih instrumen investasi yang juga sesuai kemampuan keuangan Anda. Dalam hal ini pilihan investasi reksadana, obligasi, atau saham dapat dipertimbangkan.

Ambil contoh, misalnya dalam kasus  di atas, Anda hanya mampu menyisihkan Rp334.000 sebulan. Nah, berkaca dengan tingkat pengembalian reksadana saham selama ini yang rata-rata di atas 20% per tahun, dapat dihitung bahwa dengan menaruh uang tersebut di reksadana saham secara rutin setiap bulan, Anda akan memperoleh setidaknya Rp127,7 juta di akhir tahun ke-10.

Berbeda dengan tabungan model kontrak, investasi reksadana dapat dicairkan kapan saja, tanpa dibatasi. Hasilnya pun akan berpotensi jauh lebih besar jika Anda meneruskan investasi tersebut ke tahun-tahun berikutnya. Namun demikian, dengan potensi income yang lebih besar, resiko reksadana memang lebih besar dibanding tabungan. Akan tetapi dengan strategi yang baik, Anda dapat ikut mendulang manisnya rezeki dari produk investasi reksadana.

Risiko reksadana saham memang lebih besar dibanding tabungan. Namun, dengan strategi diversifikasi risiko yang tepat, mengembangkan dana di produk investasi adalah langkah terbaik jika Anda ingin mendapatkan hasil sesuai tujuan keuangan.

Meskipun demikian, produk tabungan berbundling asuransi dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mulai berasuransi dengan anggaran terbatas. Tetapi jika Anda menginginkan perlindungan yang lebih luas atau pertanggungan lebih besar, akan lebih baik fokus berasuransi, tidak dicampur dengan tabungan atau investasi. Produk investasi pun akan lebih lebih menghasilkan jika dikembangkan pada produk-produk investasi yang tepat.

Apa kebutuhan Anda saat ini? Asuransi, tabungan atau investasi? Pelajari tawaran-tawaran yang Anda, lalu pilih sesuai tujuan finansial Anda. Anda yang memutuskan!

source:howmoneyindonesia.com

0 komentar