Minum Susu Memicu Terjadinya Alergi dan Osteoporosis

Mik Susu ahhh
Sejak lama susu sapi dianggap bergizi dan mampu memenuhi kebutuhan vitamin D harian. Namun beberapa penelitian justru mengungkap kerugian konsumsi susu sapi, di antaranya meningkatkan risiko alergi dan osteoporosis.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Seperti dilansir dari The Daily Meal (03/01/2014), Dr. Verma menjelaskan beberapa hal yang mungkin bisa membuat Anda berhenti mengonsumsi susu sapi.


1. Pasteurisasi menghilangkan zat gizi
Pasteurisasi ialah proses memanaskan susu segar dalam suhu 72 C selama 15 detik untuk membunuh organisme merugikan, seperti bakteri dan virus. Selain itu, ada juga susu yang dibuat dengan proses homogenisasi. Caranya, susu yang telah dipasteurisasi kemudian diolah lagi hingga butiran lemaknya lebih halus. Kedua proses ini rupanya mengubah sifat protein dalam susu sapi sehingga lebih sulit dicerna tubuh. Proses pasteurisasi juga ikut menghilangkan berbagai zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral.

2. Picu osteoporosis
Banyak penelitian ilmiah terbaru menunjukkan berbagai efek negatif yang terkait langsung dengan konsumsi susu. Susu bahkan diyakini dapat menghilangkan kalsium dari tulang kita sehingga memicu osteoporosis.

3. Penyebab alergi
Susu dan produk olahannya ternyata bersifat inflamasi (peradangan) dan memproduksi lendir. Susu dikabarkan dapat meningkatkan risiko alergi. Susu juga dikaitkan dengan penyakit arthritis karena memicu peradangan sendi.

4. Mengandung bahan tak terduga
Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, segelas susu juga mengandung sel nanah, hormon pertumbuhan bovine, kotoran, antibiotik, dan banyak lemak, kolesterol dan kalori yang tidak perlu. Semua bahan-bahan ini menciptakan ketidakseimbangan yang mengerikan dalam tubuh.

5. Picu kanker
Beberapa sapi perah diberi antibiotik dan disuntik dengan rBGH, yaitu hormon pertumbuhan bovine yang bersifat sintetis. Hormon ini diciptakan untuk meningkatkan produksi susu. Efek samping yang mengerikan dari rBGH ialah peningkatan IGF-1 (faktor pertumbuhan insulin) yang berkaitan dengan banyak kanker.

source:food.detik.com

0 komentar