Perlu kita ketahui, diam-diam kita bisa punya risiko penyakit jantung meski tanpa gejala. Perlu ekstra waspada dengan kesehatan kita yang terkadang kita merasa diri kita sehat-sehat saja. Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatan kita secara pasti. Berdasarkan penelitian, prosentase pengidap penyakit jantung yang memiliki faktor resiko tertentu itu sangat tinggi. Faktor resiko tersebut termasuk gaya hidup dan karakteristik tertentu dari keluarga. Jika dalam keluarga kita ada yang terkena serangan jantung, resiko kita juga semakin tinggi. Faktor resiko yang tidak bisa diubah adalah jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga.

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Oleh karena itu jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu yang perlu dihindari adalah penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang bisa menyebabkan serangan jantung. Memang tidak semua serangan jantung mengakibatkan kematian, namun pada umumnya setiap pasien yang pernah mengalami serangan jantung menderita beberapa dampak lanjutannya dan sisanya tidak tertolong lagi.

Penyakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.
Aterosklerosis atau penebalan pembuluh darah adalah timbunan lemak (plak) yang menumpuk dalam arteri sehingga arteri menyempit dan aliran darah terhambat. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Ini adalah penyebab awal tersumbatnya pembuluh darah yang menuju jantung sehingga terjadi serangan jantung atau nyeri dada (angina).

Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Apabila otot jantung tidak menerima oksigen dalam waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.

Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbunan plak dan lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau thrombus. Selain itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Sehingga sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan jantung.

Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.

Gejala-gejala yang dirasakan jika mengalami penyakit jantung koroner antara lain rasa sakit atau nyeri di dada di mana kebanyakan orang menyangka itu hanya sebagai gangguan pencernaan. Gejala yang lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit. Hal lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan.Gejala ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas tersengal-sengal pada saat berolahraga.

Rasa nyeri pada dada, memberikan peringatan kepada setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner. Orang sering menganggap gejala ini disebabkan karena kurang tidur dan stress akibat pekerjaan. Padahal keadaan semacam ini bisa menjadi gejala awal dari serangan jantung. 

Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya penderita penyakit jantung sering merasa sangat lelah. Jangan meremehkan gejala ini. Serangan jantung ringan umum terjadi sebelum serangan besar beberapa hari kemudian. Seseorang akan mengalami kontraksi otot secara tiba-tiba di dada yang merupakan serangan kecil atau serangan jantung ringan beberapa hari menjelang serangan jantung hebat. Jika Anda merasakan gejala awal penyakit jantung ataupun pernah mengalami serangan jantung ringan, jangan abaikan itu.          
                                                                   
Melihat berharganya organ jantung ini untuk kelangsungan hidup, maka segeralah perbaiki gaya hidup Anda agar tetap sehat. Mulailah dengan gaya hidup yang sehat sejak hari ini untuk menyayangi jantung Anda meski tidak ada gejala. Pemeriksaan lemak darah (kolesterol), pengukuran tensi darah serta menjaga berat badan dalam kondisi ideal perlu dilakukan, terutama untuk mereka yang sudah memasuki usia 40 tahun. Deteksi dini adanya penyakit jantung koroner juga bisa dilakukan dengan berbagai tes khusus seperti, EKG (elektrokardiogram), treadmill test, tes darah, foto thorax dan sebagainya.

0 komentar