Kemarin, tanggal 15 Oktober tercatat sebagai Hari hak hak asasi binatang sedunia. Bukankah Anatomi, biologis dan fisiologis hewan hampir sama dengan kita manusia, misalnya ikan jika ia ditusuk (dipancing, ditombak) tentulah merasakan sakit juga. Kita semua makhluk yang hidup, juga tumbuh, makan, memiliki emosi dan meraskan sakit. Seberapa peduli kita pada hak azasi binatang?
Pendataan terbaru menyimpulkan bahwa spesies hewan di bumi nan luas ini sekitar 7,77 juta spesies hewan, yang 953.434 di antaranya telah ditemukan dan dicatat. Di indonesia sendiri, 25% dari spesies ikan dunia bisa ditemukan di perairan pesisir nusantara. Itu masih spesies Ikan, belum termasuk mamalia, burung, reptil dan varietas-varietas lainnya.
Belum lama ini, di Indonesia juga santer oleh isu pembantaian Orang Utan di Kalimantan. Juga berita tentang kekerasan pada ternak sapi hingga Australia menghentikan Ekspor sapi ke Indonesia. Manusia juga biasanya mengandangkan hewan.Padahal, hewan-hewan tertentu (liar) tidak bisa dikandangkan. Walhasil mereka hanya mondar-mandir dikandang. Misalnya : serigala atau harimau. Kebiasaan aneh kita lainnya adalah memanggil kucing atau anjing dengan iming-iming makanan ditangan. Begitu kucing atau anjing mendekat ternyata makanan itu tidak ada. Hanyalah pretentif, hewan saja Kita tipu. Tak heran Mark Twain mengatakan bahwa manusia adalah mahluk paling menjijikkan.
Yang perlu untuk ditanyakan pada diri Kita masing-masing adalah : Dari mana bahan baku Pakaian Kita ?. Seperti jaket kulit, tas kulit, sepatu, ikat pinggang, Mantel berbulu. Kalau dari kulit hewan, bagaimana kulit mereka diambil. Sudah sesuai syarat-kah ?. Atau pertanyaan yang lebih urgen lagi, yakni darimana asal makanan Kita ? Bagaimana hewan-hewan disembelih ?.
Menerapkan sistem simbiosis mutualisme adalah salah satu cara untuk menemukan langkah solutif. Manusia memelihara hewan dengan baik. Sebagai gantinya, hewan akan memberi telur, daging atau minimal hewan hewan sering memberikan hiburan bagi Kita, manusia.
Sudah waktunya Kita untuk melestarikan dan menjaga keanekaragaman hewani yang ada di Dunia, terlebih di Indonesia Hewan juga berhak diperlakukan dengan baik dan wajar,disayang dan dirawat bukan disakiti atau dianiaya. Kalau Jusuf Kalla melestarikan dan mempromosikan hewan langka dan satu-satunya di dan pada Dunia, yaitu komodo. Marilah kita , setidaknya kontemplatif atas hari hak asasi binatang se-dunia, dan mulai lebih mengedepankan peri kebinatangan. Kalau Jusuf Kalla melestarikan dan mempromosikan hewan langka dan satu-satunya di dan pada Dunia, yaitu komodo. Marilah kita , setidaknya kontemplatif atas hari hak asasi binatang se-dunia, dan mulai lebih mengedepankan peri kebinatangan.
Sumber: Radio DFM 103.4 Jakarta
Short URL: http://jurnalpatrolinews.com/?p=29647
0 komentar