fxcuisine.com |
Banyak selebriti dan pelatih kebugaran menghindari konsumsi makanan berkarbohidrat pada malam hari karena mereka percaya bakal menambah berat badan. Namun, kini suatu diet jenis baru, yang diinsipirasi oleh puasa Bulan Ramadan, menunjukkan hal sebaliknya.
Sebuah penelitian mengungkapkan mengkonsumsi semangkuk pasta pada malam hari ternyata bisa menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung. Sebuah tim dari Hebrew University meriset pola makan muslim pada bulan Ramadan, yakni orang berpuasa seharian dan mengkonsumsi karbohidrat "makan berat " pada malam hari.
Karbohidrat komplek adalah sumber energi yang bagus, termasuk di dalamnya adalah pasta gandum, roti, nasi maupun kacang-kacangan. Para ilmuwan ini menemukan pola makan meningkatkan rasa kenyang dan mempengaruhi produksi hormon yang terkait dengan faktor risiko serangan jantung. Karena itu, pola makan seperti puasa Ramadan menjanjikan rezim baru bagi mereka yang kelebihan berat badan (obesitas) dan ingin ramping.
"Idenya datang dari penelitian pada muslim selama Ramadan. Ketika mereka berpuasa sepanjang hari dan mengkonsumsi makanan berat mengandung karbohidrat pada malam hari, ternyata ada perubahan kurva sekretin leptin," ujar Professor Zecharia Madar, ketua ilmuwan di Kementerian Pendidikan Israel, seperti dikutip Daily Mail, Senin, 12 November 2012.
Bersama timnya, ia meneliti 78 polisi yang melakukan pola makan seperti pada bulan Ramadan (konsumsi karbohidrat saat makan malam) atau mengontrol berat badan (konsumsi karbohidrat sepanjang hari). Setelah enam bulan, para ilmuwan menemukan efek diet pada sekresi dari tiga hormon: leptin yang merupakan hormon rasa kenyang; ghrelin yaitu hormon rasa lapar dan adiponectin, yang menghubungkan antara obesitas, resistensi insulin, dan sindrom metabolisme.
Para ilmuwan menemukan diet eksperimental mengarah pada perubahan positif dalam riwayat hormon para pelaku diet Ramadan. Diet ini menurunkan level skor lapar sekaligus berat badan yang lebih baik, lingkar perut dan lemak tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan grup pengontrol. Para pelaku diet eksperimental juga mengalami kenaikan dalam kadar gula darah, lemak dalam darah dan level peradangan. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Obesity and Nutrition Metabolism and Cardiovascular Diseases.
Temuan ini menunjukkan ada keuntungan dari mengumpulkan asupan karbohidrat di malam hari, khususnya bagi mereka yang berisiko diabetes atau penyakit kardiovaskuler akibat obesitas. "Dasar temuan ini adalah untuk alternatif diet yang lebih baik bagi mereka yang mengalami kesulitan berdiet," ujar Profesor Madar. Langkah selanjutnya, kata dia, "memahami mekanisme yang menyebabkan hasil tersebut."
DAILY MAIL | ARBA''IYAH SATRIANI | tempo.co
0 komentar