- Home
- Sains n Teknologi
- Ilmuwan Selidiki Asal-Usul "Materi Gelap"
WASHINGTON - Tim ilmuwan melakukan percobaan untuk bisa membuktikan kehadiran Dark Matter (materi gelap). Sampai saat ini, materi gelap ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Dilansir Mercurynews, Senin (27/5/2013), ilmuwan berteori bahwa seperempat dari energi alam semesta terdiri dari "materi tersembunyi". Sejauh ini belum ada ilmuwan yang secara langsung mampu mengamati materi misterius tersebut.
Beberapa waktu lalu Ilmuwan menjelaskan, semua hal yang bisa manusia lihat melalui indera penglihatan normal seperti bintang, galaksi, planet hanya 4,9 persen dari yang ada di alam semesta. Sementara lebih dari lima kali lipatnya atau 26,8 persen terbuat dari materi gelap.
Objek tersebut tidak berinteraksi dengan materi normal dan tidak dapat dilihat atau dirasakan. Untuk mengungkap misteri materi gelap ini, para ilmuwan mencoba untuk mendeteksinya dengan berbagai cara.
Cara tersebut seperti menggunakan detektor canggih, akselerator partikel berenergi tinggi. Namun, sejauh ini tetap gagal dalam menjelaskan fenomena materi gelap tersebut.
Terkini, fisikawan dari Princeton University, Cristiano Galbiati mengungkapkan bahwa materi gelap berperan penting di alam semesta. "Tanpa materi gelap alam semesta tidak akan terlihat seperti saat ini," kata Cristiano.
Ia mengatakan, sejumlah materi, yang memiliki berat dan bergerak lambat tidak akan cukup tanpa kehadiran materi gelap untuk membentuk galaksi. Bahkan, tanpa kehadiran materi gelap maka tidak dapat terbentuk alam semesta seperti saat ini.
Sejauh ini, materi gelap sebagian besar telah ditentukan. Materi ini tidak terlihat, tidak memancarkan atau menyerap cahaya. Fisikawan asal Amerika Serikat ini berpikir bahwa materi gelap terdiri dari interaksi lemah partikel masif atau WIMPS.
Mereka berharap berharap bisa mendeteksi partikel yang sulit dipahami ini dengan percobaan selama tiga tahun. Proyek penelitian ini akan mulai dilakukan pada Oktober tahun ini.
Related Post
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar