ilustrasi (Foto: ThinkStock) |
Sebenarnya pria jarang terkena infeksi HPV (human papillomavirus) oral. Lagipula HPV sendiri merupakan penyebab kutil kelamin dan kutil anal, infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan pada orang-orang yang melakukan hubungan seks bebas. Tapi sebuah studi baru menemukan belakangan infeksi ini banyak menyerang pria lajang dan perokok berat.
Peneliti memperoleh kesimpulan tersebut setelah mengamati lebih dari 1.600 pria untuk memetakan tingkat penyebaran infeksi oral akibat HPV. Dari situ diketahui bahwa pria yang masih lajang dan perokok memiliki faktor risiko untuk mengalami infeksi dini.
Sejumlah strain HPV juga dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, misalnya kanker serviks. Namun dalam kasus ini, strain HPV yang ditemukan peneliti berkaitan dengan risiko kanker orofaringeal (bagian belakang tenggorokan, bagian bawah lidah dan tonsil).
Untuk perokok, risikonya untuk terkena infeksi HPV yang berkaitan dengan kanker tiga kali lebih besar dibandingkan bukan perokok. Sedangkan bagi para pria lajang, risiko untuk terkena infeksi yang sama tiga sampai empat kali lebih tinggi daripada pria yang sudah menikah.
Peneliti juga mencatat secara keseluruhan kurang dari dua persen partisipan studi ini terkena strain HPV yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker dalam kurun satu tahun. Artinya tingkat penyebaran infeksi HPV pada pria tidaklah besar. Lagipula studi ini juga menemukan pada sebagian besar partisipan, sistem imun mereka berhasil memberantas virus tersebut dalam waktu setahun saja.
Sayangnya peneliti tak dapat menjelaskan seberapa sering HPV menginfeksi mulut dan tenggorokan partisipan. Hanya saja peneliti memastikan setidaknya virus ini tidak banyak ditemukan pada partisipan yang dinyatakan sehat.
"Kami menduga pria lajang cenderung memiliki perilaku seksual yang berisiko. Begitu juga dengan perokok, bisa jadi peradangan pada rongga mulut dan sistem imun yang rendah membuat orang-orang jadi lebih rentan terkena infeksi HPV," terang peneliti Christine Pierce Campbell dari Moffitt Cancer Center, Tampa, Florida seperti dilansir Health24, Jumat (26/7/2013).
Lalu bagaimana caranya mencegah kanker orofaringeal akibat HPV? "Kita perlu meningkatkan pemahaman terhadap risiko yang berkaitan dengan infeksi HPV oral berikut 'kegigihannya'," tandas Pierce Campbell.
Jika tidak, ada dua vaksin yang dapat digunakan untuk melawan strain HPV yang paling sering dikaitkan dengan kanker yaitu Gardasil dan Cervarix. Para pakar pun merekomendasikan agar anak-anak berusia 11-12 tahun sudah diberi vaksin ini.
Remaja perempuan dan wanita muda berusia di atas 26 tahun juga diminta segera divaksin kalau mungkin sebelumnya tidak pernah mendapatkan vaksin tersebut. Saran yang sama juga dianjurkan untuk remaja pria dan pria muda berusia antara 13-21 tahun.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet.
source:health.detik.com
0 komentar