Saat terjadi bencana gunung meletus, yang perlu diwaspadai adalah dampak dari debu vulkanik dan gas yang bisa mengancam kesehatan. Bukan sembarang debu, debu vulkanik juga mengandung unsur logam yang potensial membahayakan.
"Secara umum dampak letusan gunung berapi yang perlu diwaspadai terbagi dua, yaitu dampak akibat padatan atau debu, dan gas yang beracun atau potensial membahayakan," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, dalam rilisnya kepada wartawan, Jumat (14/2/2014).
Untuk debu secara umum akan mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasi mata. Akan tetapi, lanjut Prof Tjandra, yang lebih serius adalah bila debu tersebut juga mengandung beberapa unsur logam.
Unsur-unsur logam yang perlu diwaspadai terutama adalah silica, yang secara fisik berupa butiran kecil dan sangat tajam, sehingga bila terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Akibat lebih serius bisa batuk-batuk bahkan bisa mengakitkan iritasi berat pada saluran pernapasan.
Logam lain umumnya adalah natrium, kalsium, kalium, yang bila tercampur debu dan terhirup, juga menyebabkan iritasi. Sedangkan komponen logam lain, seperti timbal, seng, kadmium, tembaga, menurut Prof Tjandra konsentrasinya rendah dari bahan letusan gunung berapi, berdasarkan pengalaman selama ini.
Untuk ancaman gas vulkanik, kandungan yang dikhawatirkan adalah SO2 (sulfur dioksida) dan CO (karbon monoksida).
"Karena dengan reaksi alam dapat membentuk unsur sulfat yang sangat iritatif, baik pada kulit, mata dan saluran pernapasan. Sedangkan CO, sifatnya mengikat oksigen, sehingga bila terhirup maka orang bisa meninggal karena kekurangan oksigen," tutup Prof Tjandra.
(mer/vit)|health.detik.com
"Secara umum dampak letusan gunung berapi yang perlu diwaspadai terbagi dua, yaitu dampak akibat padatan atau debu, dan gas yang beracun atau potensial membahayakan," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, dalam rilisnya kepada wartawan, Jumat (14/2/2014).
Untuk debu secara umum akan mengakibatkan gangguan pernapasan dan iritasi mata. Akan tetapi, lanjut Prof Tjandra, yang lebih serius adalah bila debu tersebut juga mengandung beberapa unsur logam.
Unsur-unsur logam yang perlu diwaspadai terutama adalah silica, yang secara fisik berupa butiran kecil dan sangat tajam, sehingga bila terhirup akan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Akibat lebih serius bisa batuk-batuk bahkan bisa mengakitkan iritasi berat pada saluran pernapasan.
Logam lain umumnya adalah natrium, kalsium, kalium, yang bila tercampur debu dan terhirup, juga menyebabkan iritasi. Sedangkan komponen logam lain, seperti timbal, seng, kadmium, tembaga, menurut Prof Tjandra konsentrasinya rendah dari bahan letusan gunung berapi, berdasarkan pengalaman selama ini.
Untuk ancaman gas vulkanik, kandungan yang dikhawatirkan adalah SO2 (sulfur dioksida) dan CO (karbon monoksida).
"Karena dengan reaksi alam dapat membentuk unsur sulfat yang sangat iritatif, baik pada kulit, mata dan saluran pernapasan. Sedangkan CO, sifatnya mengikat oksigen, sehingga bila terhirup maka orang bisa meninggal karena kekurangan oksigen," tutup Prof Tjandra.
(mer/vit)|health.detik.com
0 komentar