Hati-hati jika Anda melakukan diet tanpa konsultasi dengan ahli kesehatan. Aktivitas diet ternyata berpotensi memicu kanker kolorektal.
Penelitian yang dilakukan Simmons College di Boston, AS menemukan bahwa diet berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal pada wanita. Terjadinya risiko tersebut merupakan akibat dari pola makan tertentu yang terkait dengan tingkat konsentrasi C-peptida, peningkatan protein pada perempuan. Peningkatan inilah yang memicu kanker.
C-peptida adalah penanda sekresi insulin yang dapat diukur dalam darah. Tingginya kadar insulin mungkin menjadi penyebab pertumbuhan dan multiplikasi sel. Salah satu karakteristik utama kanker adalah pertumbuhan sel abnormal. Tingginya kadar C-peptida dan insulin, memicu pertumbuhan sel kanker.
"Kanker usus besar tampaknya menjadi salah satu jenis kanker yang sensitif terhadap insulin," kata profesor gizi di Simmons College, Teresa T. Fung. Menurut sang profesor, penelitian tersebut memberikan gambaran yang lebih lengkap dari apa yang terjadi pada mekanisme dan hubungan antara diet dan risiko kanker kolorektal.
Fung dan timnya melakukan survei terhadap sejumlah wanita setiap dua tahun untuk mendapatkan informasi kesehatan mereka, termasuk apakah mereka didiagnosis dengan kanker kolorektal. Mereka juga mempelajari kebiasaan makan kaum wanita dengan memberikan kuesioner yang mengandung 130 jenis makanan dan bertanya seberapa sering mereka makan makanan tersebut.
Setelah 22 tahun kemudian, ada 985 kasus kanker kolorektal dan 758 kasus kanker usus besar didiagnosis di kalangan wanita. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang paling sering makan ikan, daging merah, dan minuman manis dalam jumlah besar, tapi jarang mengkonsumsi kopi, biji-bijian, dan produk susu, memiliki risiko 35 persen dari kanker kolorektal.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang kelebihan berat badan atau tidak aktif, lebih sensitif untuk diet. Risiko kanker kolorektal juga lebih tinggi diderita mereka dibanding wanita aktif. (medicmagic/Vin)
source:Liputan6.com, Boston
Penelitian yang dilakukan Simmons College di Boston, AS menemukan bahwa diet berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal pada wanita. Terjadinya risiko tersebut merupakan akibat dari pola makan tertentu yang terkait dengan tingkat konsentrasi C-peptida, peningkatan protein pada perempuan. Peningkatan inilah yang memicu kanker.
C-peptida adalah penanda sekresi insulin yang dapat diukur dalam darah. Tingginya kadar insulin mungkin menjadi penyebab pertumbuhan dan multiplikasi sel. Salah satu karakteristik utama kanker adalah pertumbuhan sel abnormal. Tingginya kadar C-peptida dan insulin, memicu pertumbuhan sel kanker.
"Kanker usus besar tampaknya menjadi salah satu jenis kanker yang sensitif terhadap insulin," kata profesor gizi di Simmons College, Teresa T. Fung. Menurut sang profesor, penelitian tersebut memberikan gambaran yang lebih lengkap dari apa yang terjadi pada mekanisme dan hubungan antara diet dan risiko kanker kolorektal.
Fung dan timnya melakukan survei terhadap sejumlah wanita setiap dua tahun untuk mendapatkan informasi kesehatan mereka, termasuk apakah mereka didiagnosis dengan kanker kolorektal. Mereka juga mempelajari kebiasaan makan kaum wanita dengan memberikan kuesioner yang mengandung 130 jenis makanan dan bertanya seberapa sering mereka makan makanan tersebut.
Setelah 22 tahun kemudian, ada 985 kasus kanker kolorektal dan 758 kasus kanker usus besar didiagnosis di kalangan wanita. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang paling sering makan ikan, daging merah, dan minuman manis dalam jumlah besar, tapi jarang mengkonsumsi kopi, biji-bijian, dan produk susu, memiliki risiko 35 persen dari kanker kolorektal.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang kelebihan berat badan atau tidak aktif, lebih sensitif untuk diet. Risiko kanker kolorektal juga lebih tinggi diderita mereka dibanding wanita aktif. (medicmagic/Vin)
source:Liputan6.com, Boston
0 komentar