Di koran atau majalah, kita sering menemukan paket-paket wisata. Mulai dari yang ekonomis; misalnya pergi ke Bangkok, Thailand, empat hari tiga malam, hanya Rp 3 jutaan per orang; sampai paket spesial, seperti melancong ke Eropa selama dua minggu seharga 3.000-an dollar AS.
Bila dicermati, dalam iklan-iklan wisata tersebut terdapat beberapa model perjalanan, baik untuk satu-dua orang maupun rombongan. Bila dilihat dari jumlah pesertanya, terdapat paket perjalanan individu, keluarga, dan rombongan.
Paket perjalanan individu hanya mensyaratkan wisatawan sebanyak satu-dua orang atau untuk sepasang pengantin yang berbulan madu. Paket ini biasanya disediakan agen perjalanan hanya mencakup hotel, tempat wisata, pemandu wisata, dan transportasi selama kunjungan. Adapun tiket pesawat dijual terpisah. Kelebihan paket ini adalah dapat berangkat setiap hari.
Sementara paket perjalanan keluarga mirip dengan paket individu dengan jumlah peserta yang mencakup keluarga inti, semisal ayah, ibu, dan beberapa anak. Paket ini ada bisa berangkat setiap hari, ada pula yang dijadwal sesuai ketersediaan tempat duduk pesawat.
Adapun paket perjalanan rombongan dirancang untuk sedikitnya sepuluh orang dan dipimpin oleh seorang penanggung jawab. Jika ada satu orang tambahan, biasanya akan diberikan potongan harga pada biaya penginapan atau tiket pesawat.
Jika dikategorikan dari tujuannya, paket wisata dapat disediakan dalam beberapa jenis. Dimulai dengan pelesir (pleasure tourism) yang digelar untuk membunuh kepenatan akibat rutinitas sehari-hari. Pelesir ini mirip dengan rekreasi yang bertujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani.
Kemudian ada wisata budaya (culture tourism) yang diselenggarakan untuk mengetahui adat-istiadat, sejarah, budaya, maupun acara keagamaan suatu bangsa atau suku. Ada pula wisata petualangan (adventure tourism) yang diadakan di alam terbuka untuk melatih ketangkasan jasmani dan menyegarkan rohani. Wisata ini jelas memiliki risiko dan membutuhkan pemandu yang berpengalaman.
Dikenal juga wisata olahraga (sport tourism) yang digelar dalam rangka melatih atau melakukan uji ketangkasan fisik. Wisata ini bisa juga ditempuh dengan mengikuti pertandingan olahraga di dalam maupun luar negeri.
Pelajar atau pebisnis dapat mengikuti wisata belajar/bisnis (study/bussiness tourism). Wisata ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan atas suatu obyek atau badan usaha yang terdapat di daerah atau negara lain. Selepas perjalanan, peserta wisata biasanya diwajibkan membuat laporan tertulis atas segala hal yang ditemukan selama perjalanan.
Pelajar atau pebisnis juga bisa mengadakan wisata konvensi (convention tourism) yang dimaksudkan untuk menghadiri suatu seminar, konferensi, atau pameran, yang jika terdapat waktu luang dapat diisi dengan kegiatan jalan-jalan.
Ada juga wisata yang jumlah pesertanya terbatas dan mensyaratkan adanya kemampuan khusus. Wisata ini disebut special interest tourism yang bentuk aktivitasnya seperti terjun payung, gantole, atau panjat tebing. (TYS)
Sumber :Kompas Klasika
Editor :I Made Asdhiana
0 komentar