Tulisan di blog yang enak dibaca bisa mencuri perhatian
penerbit untuk kemudian dijadikan buku.
 Bisnis media cetak di Indonesia akan terus tumbuh mengingat banyak peluang yang bisa digarap oleh pengusaha media massa. Media cetak yang dikhawatirkan akan bangkrut, seperti di Amerika Serikat, beberapa tahun belakangan ini justru mengalami kenaikan tiras.

Hal itu dikatakan Ahmad Djauhar, Sekretaris Jenderal Serikat Perusahaan Pers (SPS), dalam acara Media Industry Outlook 2012 di Jakarta Media Center, Kamis (26/1/2012).

Djauhar mengatakan, perkembangan media masa saat ini cukup pesat. Pada tahun 2000, di Indonesia baru ada 290 judul media cetak dengan tiras sekitar 14,5 juta eksemplar. Namun, tahun 2011 jumlah media cetak melonjak menjadi sekitar 1.000 judul dengan total tiras 25 juta eksemplar. Media cetak yang memiliki tiras paling banyak adalah surat kabar harian, disusul berturut-turut majalah, tabloid, dan surat kabar minggu.

Kenaikan tiras, kata Djauhar, ada hubungannya dengan kenaikan daya beli masyarakat. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia sekarang Rp 3 juta-Rp 3,5 juta per bulan.

”Kondisi ini membuka peluang bagi media cetak. Tren di China dan India membuktikan, naiknya pendapatan per kapita, bisnis media cetak ikut terangkat,” kata Djauhar.

Hanya saja, pebisnis media cetak harus pandai berinovasi, seperti mengintegrasikan media cetak dengan media online atau televisi. Persaingan bisnis media massa memang ketat. Pelaku bisnis media massa yang dulunya hanya menguasai satu bentuk media sekarang mulai merambah ke beberapa bentuk media agar penetrasinya ke pasar lebih luas.

Selain media cetak, penetrasi pasar yang cukup kuat juga terjadi pada media televisi berbayar. Akhir tahun 2011 baru ada 3,5 juta pelanggan televisi berbayar. Menurut data SPS, masih terdapat 12 juta rumah tangga potensial yang belum terlayani televisi berbayar. Di Indonesia ada 40 juta rumah tangga yang punya televisi. Penetrasi televisi ini juga menjadi pesaing media cetak.

Asisten CEO untuk Kompas Gramedia Lukas Widjaja mengatakan, penetrasi yang harus diwaspadai pebisnis media cetak adalah munculnya media-media online dan media sosial yang makin mewabah. Di Indonesia ada 45 juta pengguna internet yang menjadi pangsa pasar bagi pengiklan. Belum lagi media baru, seperti blog dan vlogging (video blogging), yang jumlahnya mencapai 5,27 juta pada akhir tahun 2011.
”Sebagian besar anak muda sekarang lebih percaya blog. Hal ini ancaman bagi media tradisional,” kata Lukas. (IND)

Sumber :Kompas Cetak

0 komentar